Menggapai Cita-cita Dengan Kesabaran

Allo Ta’ala berfirman :
{ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ } (الأنفال : 4 )
Artinya :
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Robbnya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (Al-Anfaal:4)
Dalam firman-Nya yang lain :
{ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ } (البروج : 11 )
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang solih bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar.” (Al-Buruj:11)
Dan keni’matan yang paling ditunggu dan terbesar dari keni’matan surga adalah bertemunya mereka dengan kekasih mereka yaitu Alloh Ta’ala  sebagaimana firman-Nya :
{ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلاَ يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلاَ ذِلَّةٌ أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ } (يونس : 26 )
Artinya :
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya, dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.” (Yunus:26)
Tambahan (وَزِيَادَةٌ) dalam ayat ini ditafsirkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم dengan melihat wajah Alloh Ta’ala, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh  Al-Imam At-Tirmidzi dari Shuhaib, dari Nabi صلى الله عليه وسلمtentang firman-Nya : “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya”, beliau bersabda :
قال إذا دخل أهل الجنة الجنة نادى مناد إن لكم عند الله موعدا قالوا ألم يبيض وجوهنا وينجينا من النار ويدخلنا الجنة ؟ قالوا بلى قال فينكشف الحجاب قال فوالله ما أعطاهم شيئا أحب إليهم عن النظر إليه
Artinya :
“Jika penduduk surga masuk surga maka seorang penyeru yang menyeru : Sesungguhnya kalian mendapatkan janji di sisi Alloh. Mereka mengatakan : Bukankah Dia menjadikan wajah-wajah kami berseri putih dan menyelamatkan kami dari neraka, serta memasukkan kami ke dalam surga? Mereka mengatakan : Benar. Dia berkata : Maka hijab itu terbuka. Dia mengatakan : Demi Alloh tidaklah Alloh memberikan sesuatu kepada mereka yang lebih dicintai oleh mereka daripada melihat kepada-Nya”. (HR. At-Tirmidzi no.2552, dishohihkan oleh Al-Albani)
  • Jalan menggapai cita-cita
Alloh Ta’ala berfirman :
{ أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ } (العنكبوت : 2 )
Artinya :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. (Al-Ankabuut:2)
Al-Imam Ibnu Katsir رحمه اللهmengatakan dalam tafsirnya, ‘Firman-Nya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” adalah istifham inkari, maknanya adalah bahwa Alloh تعالىpasti menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan kadar keimanan yang ada pada mereka, sebagaimana datang dalam hadits yang shohih :
أَشَدُّ الناس بلاء الأنبياء ثم الصالحون، ثم الأمثل فالأمثل، يبتلى الرجل على حسب دينه، فإن كان في دينه صلابة زيد في البلاء
Artinya :
“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi kemudian orang-orang sholih, kemudian yang seperti mereka lalu yang seperti mereka, seseorang akan diuji sesuai dengan kadar diennya, jika dalam diennya ada keteguhan maka ujiannya ditambah”. (HR. Ahmad dalam Al-Musnad 1/172, At-Tirmidzi no.2398 dalam As-Sunan dari jalan Mus’ab bin Sa’ad)
Ayat ini sebagaimana firman-Nya :
{ أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ } (آل عمران : 142 )
Artinya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali Imron:142)
Dan juga yang semisalnya dalam surat Baro’ah (At-Taubah) dan Dia berfirman dalam surat Al-Baqoroh :
{ أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ } (البقرة : 214 )
Artinya :
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Alloh?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Alloh itu amat dekat.” (Al-Baqoroh:214)
Untuk ini Dia berfirman di sini :
{ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ } (العنكبوت : 3)
Artinya :
“Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabuut:3)
Yaitu orang-orang yang benar dalam pengakuan iman mereka diantara orang yang dusta dalam perkataan dan pengakuannya. Dan Alloh سبحانه وتعالىmengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, serta apa yang belum terjadi Dia mengetahui jika itu terjadi dan bagaimana kejadiannya. Ini adalah kesepakatan para imam Sunnah dan Jama’ah; untuk inilah Ibnu Abbas dan yang lainnya mengatakan tentang firman Alloh semisal : { إِلا لِنَعْلَمَ }adalah kecuali agar Kami melihat, demikian itu karena penglihatan berkaitan dengan sesuatu yang ada, dan ilmu itu lebih umum daripada penglihatan, sesungguhnya ilmu itu berkaitan dengan sesuatu yang tidak ada dan sesuatu yang ada’. (Tafsir Ibnu Katsir 4/2142)
Inilah jalan menuju cita-cita yaitu Alloh Ta’ala akan menguji orang-orang yang telah menyatakan beriman pada-Nya, siapakah yang bersabar dan lulus ujian itu dan siapakah yang hanya berbasa-basi dalam imannya sehingga tidak mampu bersabar dan gagal meraih cita-cita yang hanya berupa angan-angan kosong.
  • Alloh تعالى memerintahkan orang-orang yang beriman untuk selalu bersabar.
Alloh تعالى berfirman :
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ } (آل عمران : 200)
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Alloh, supaya kamu beruntung.” (Ali Imron : 200)
Di dalam ayat ini Alloh تعالى menetapkan sebab keberuntungan atau keberhasilan dan kebahagiaan itu adalah kesabaran.
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, ‘Mereka diperintahkan untuk bersabar di atas dien mereka,yang telah dirihoi oleh Alloh untuk mereka yaitu Al-Islam, maka mereka tidak meninggalkannya karena kesenangan, kesengsaraan, kesempitan, dan tidak pula kelapangan sampai mereka mati dalam keadaan muslimiin. Dan agar mereka bersabar terhadap para musuh yang menyembunyikan agama mereka. (Tafsir Ibnu Katsir 1/606)
  • Makna sabar dan macam-macamnya.
Secara bahasa sabar adalah alhabsu yaitu menahan. Secara syar’i sabar adalah menahan jiwa di atas tiga perkara, yaitu :
Pertama : Di atas ketaatan pada Alloh.
Kedua : Di atas hal-hal yang diharamkan oleh Alloh.
Ketiga : Di atas rasa sakit yang disebabkan oleh taqdir-taqdir Alloh.
Inilah macam-macam sabar yang disebutkan oleh ahli ilmu. (Lihat Syarh Riyadish Sholihin oleh Syaikh Al-Utsaimiin Juz.1 ha.172)
  • Sabar di atas ketaatan pada Alloh تعالى
Ini sebagaimana perintah Alloh تعالىdalam ayat di atas (surat Ali Imron : 200) dan juga dalam surat Ar-Ro’d ayat 22 yang menerangkan diantara sifat ulul albaab adalah sabar di atas ketaatan :
{ وَالَّذِينَ صَبَرُواْ ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ } ( الرعد : 22 )
Artinya :
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Robb mereka, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)”. (Ar-Ro’d : 22)
  • Sabar di atas hal-hal yang diharamkan oleh Alloh تعالى
Yaitu sabar atau menahan diri agar jangan sampai melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Alloh تعالى. Kesabaran jenis ini adalah memang berat karena nafsu manusia memerintahkan atau mengajak pada kejahatan-kejahatan yang diharamkan oleh Alloh.
Alloh تعالىberfirman menghikayatkan perkataan Nabi Yusuf عليه السلام:
{ وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ } (يوسف : 53 )
Artinya :
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Robbku. Sesungguhnya Robbku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Yusuf : 53)
Syaikh As-Sa’di رحمه اللهdalam tafsirnya mengatakan, “Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”, yaitu karena banyak memerintahkan pemiliknya pada kejelekan, yaitu fahisyah (keji), seluruh dosa, sesungguhnya nafsu itu kendaraan syaithon, dan dari sanalah syaithon masuk ke dalam manusia. (Taisiirul Kariimir Rohman)
  • Sabar di atas rasa sakit yang disebabkan oleh taqdir-taqdir Alloh تعالى
Alloh تعالىberfirman :
{ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155 ) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ (ا156 ) أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ( 157 ) }
Artinya :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqoroh : 155-157)
Rosululloh صلى الله عليه وسلم  bersabda :
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya :
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya perkaranya seluruhnya baik dan itu tidak ada pada seorangpun kecuali pada seorang mukmin, jika dia mendapat kesenangan maka dia bersyukur, maka ini baik baginya. Jika dia ditimpa kejelekan maka dia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib bin Sinan)
Bahkan di dalam kesabaran di atas taqdir Alloh ini ada keutamaan-keutamaan yang luar biasa seperti yang disabdakan oleh beliau dalam hadits-haditsnya :
1.     Alloh تعالى akan menghapus dosa-dosanya (yang kecil), Rosululloh صلى الله عليه وسلمbersabda :
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ ، وَلاَ وَصَبٍ ، وَلاَ هَمٍّ ، وَلاَ حُزْنٍ ، وَلاَ أَذًى ، وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ . (متفق عليه)
Artinya :
“Tidaklah seorang muslim ditimpa oleh kelelahan, penyakit, cemas, sedih, rasa sakit, kesusahan, sampai tertusuk duri kecuali Alloh akan menghapus dosa-dosanya dengan sebab musibah itu.” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Huroiroh)
2.       Alloh تعالى akan menuliskan kebaikan untuknya, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ حَتَّى الشَّوْكَةِ تُصِيبُهُ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ حُطَّتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ.
Artinya :
“Tidak ada sesuatu pun yang menimpa seorang mukmin sampai duri yang menusuknya kecuali Alloh menuliskan untuknya kebaikan atau dihapus darinya kesalahan.” (HR. Muslim no.2572 dari Aisyah رضي الله عنها)
3.       Alloh تعالى akan meninggikan derajatnya, Nabi صلى الله عليه وسلم  bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
Artinya :
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri dan apa yang lebih dari itu kecuali dicatat untuknya derajat dan dihapus darinya kesalahan”. (HR.Muslim no.2572, dari ‘Aisyah رضي الله عنها)
Mudah-mudahan Alloh تعالى  senantiasa menganugerahkan kesabaran kepada kita semua. Wallohu a’lam bish showaab.

0 komentar:

Post a Comment